Dibalik kurangnya sarana prasarana yang dimiliki, Karang Taruna Desa Citekokaler memiliki ide brilian untuk tetap menyalurkan bakat yang dimiliki para pemuda. Siapa sangka? Sawah yang kering akibat musim kemarau dijadikan tempat dilaksanakannya liga sepak bola. Sesuai dengan namanya, Liga ini memang benar-benar di laksanakan di sawah.
Menurut Mugi, "Waktu musim penghujan sawah ini masih dijadikan tempat menanam padi. Namun saat musim kemarau datang sawah ini kering. Jadi kami berinisiatif menjadikannya lapangan untuk pertandingan sepak bola."
Liga Sawah digelar hampir setiap tahun. Pada liga kali ini, diikuti oleh anak-anak muda dengan usia Kelas 6 Sekolah Dasar (SD) sampai Kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan mempertemukan Delapan tim yang turut ikut serta. Tim yang ikut merupakan perwakilan dari setiap RT yang ada di Desa Citekokaler. Tidak hanya tim dari dalam desa, ada juga dua tim dari desa lain yang ikut berpartisipasi. Dua tim itu berasal dari Desa Warung Kandang dan Desa Cianting yang merupakan desa tetangga yang berbatasan langsung dengan Desa Citekokaler.
Antusiasme pemain dan suporter pendukung sangat terlihat dari jalannya pertandingan demi pertandingan. Para pemain terlihat sangat mahir memainkan si kulit bundar. Menurut kepala Desa Citekokaler Bapak Yaya Saripudin, "Bakat sepak bola para pemuda di desa ini sebernarnya ada, dapat dilihat setiap ada pertandingan antar desa se-Kecamatan Plered tim kami selalu masuk sampai ke semifinal. Hanya saja kami memiliki keterbatasan sarana dan prasarana dalam mengembangkan bakat pemuda. Desa kami tidak memiliki tanah desa untuk dibuat lapangan sepak bola."
Pertandingan akan dilaksanakan selama tujuh hari mulai tanggal 3 September - 10 September 2023
Tinggalkan Komentar
Email anda tidak akan ditampilkan. Harap isi semua yang bertanda *